Thursday, May 26, 2016

Sejenak Bercerita Tentang "Muthy"

Disini saya ingin sedikit bercerita tentang seorang gadis yang akhir-akhir ini selalu mengisi rongga dada dan pikiranku. Gadis itu yang membuat hatiku bergemuruh dan tidak karuan. Yah.. dia gadis yang membuatku jatuh cinta.

Namanya Muthahharah, dia akrab disapa Muthe oleh teman-teman dan keluarganya. Tapi saya lebih senang memanggilnya Muthy. Dia gadis baik hati dan energik, dia periang dan memiliki senyuman khas yang manis. Sifatnya manja namun juga memiliki sisi tegas dan keras. Dan satu hal yang unik dari dirinya adalah dia pandai menyembunyikan sesuatu jika ia dilanda masalah. Sehingga terkadang orang tidak tahu kalau dia sedang memiliki problem.

Manja, itu kesan yang melekat pada dirinya. Karakter itulah yang membuat dia disukai banyak lelaki. Dan itu pula yang membuat saya suka pada dirinya.

Dia sedang kuliah melanjutkan pendidikan S2nya di salah-satu kampus swasta di Jakarta. Dia berasal dari Sulawesi Selatan sama dengan daerah saya namun berbeda Kabupaten.

Saya mengenalnya sudah hampir setahun. Namun kenal dekat dengannya baru sekitar 5 bulan saat itu ketika saya selalu mengirimkan pesan private di Facebooknya dan kami janjian ketemuan. 

Pertemuan kami pertama kalinya yaitu di kampus tempat dimana dia kuliah, saya yang sengaja datang berkunjung dan sebelumnya kami memang sudah janjian. Pertemuan itu cukup singkat, karena dia sedang ada kuliah sehingga perbincangan kami pun harus berakhir dan saya pulang.

Namun tidak berakhir disitu, kami tetap menjalin komunikasi dengan BBM dan sosial media lainnya. Dan tak jarang saya sering menelpon untuk sekedar cerita basa-basih dengannya. Kami pun mengatur jadwal pertemuan untuk kali berikutnya.

Dan akhirnya pertemuan itu pun terlaksana. Kami janjian di Monas di pagi hari sambil olah raga. Yah.. memang Monas merupakan tempat yang asyik bagi warga Ibukota di hari minggu. Ribuan orang berkumpul yang olah raga ataupun sekedar jalan-jalan melepas penat.

Setelah bertukar pesan saling menanyakan keadaan, kami pun bertemu di Monas. Dia bersama dengan dua orang teman kuliahnya yang ternyata juga orang Sulawesi, sehingga suasana seketika itu cepat akrab.  

Kami berjalan keliling monas, dan setelah itu kita sepakat untuk makan disekitaran lokasi itu. Dan tidak lama kemudian, datang lagi seorang teman yang juga orang Sulawesi sehingga kami berlima saat itu. 

Setelah makan, salah-seorang teman meminta izin harus pulang cepat, karena ada urusan yang harus diselesaikan. Sementara kami berempat sepakat untuk melanjutkan jalan-jalan. Saat itu tujuan kita adalah nonton, tapi karena tidak ada film yang menarik maka diputuskan untuk karaokean di kawasan Sarinah Jakarta. 

Setelah Karaokean kurang lebih dua jam, kami berempat kembali sepakat untuk melanjutkan petualangan. Akhirnya kami ke Kota Tua dan kami pulang larut malam. 

Malam itu hujan turun dengan sangat lebat. Sehingga  banjir tidak terhindarkan. Saya memutuskan untuk mengantar Muthy pulang ke kosannya. Dimana saat itu jalan menuju kosannya sudah dipenuhi air sampai paha orang dewasa. 

Tapi sebelum masuk ke kosannya, kami berempat makan malam karena sedari tadi perut sudah mulai keroncongan ditambah air hujan yang sudah membasahi sebagian pakaian yang kami kenakan. 

Setelah makan, Muthy ingin masuk ke kosannya karena khawatir barang-barang di kosannya terendam banjir. Tapi dia sempat berteriak histeris saat itu, karena banyak kecoa dan binatang-binatang kecil yang naik dipermukaan akibat banjir. 

Disitulah saya menggenggam tangannya erat dan saya merangkulnya. Saya khawatir terhadapnya karena ternyata dia fobia dengan kecoa.

Saya memutuskan untuk mengantar dia masuk ke kosannya. Kami berjalan kaki menyusuri lorong-lorong kompleks yang sudah dipenuhi air. Langkah kaki kami terbatas karena sulit untuk melangkah. Sepanjang jalan itu saya menggenggamnya sambil menuntunnya. 

Disitulah momen indah yang kurasakan bersamanya. dibawah guyuran hujan dan ditengah genangan air, saya bersama dengan orang yang saya cintai. 


(Bersambung)







0 komentar:

Post a Comment