Wednesday, October 21, 2015

KERJA DI CARREFOUR

Entah apa yang mendorongku untuk bekerja pada saat itu. Saat memasuki bulan ramadhan di tahun 2009, saya memutuskan untuk mencari kerja. Disaat yang bersamaan saya sedang menjalani kuliah semester 6 di Teknik Informatika UIN Alauddin Makassar.

Setelah mengajukan beberapa lamaran kerja diperusahaan. Saya mendapat panggilan interview di perusahaan retail Carrefour. Tepatnya dijalan pengayoman Kota Makassar. Tidak beberapa lama berselang setelah interview, saya akhirnya dinyatakan diterima untuk bekerja di perusahaan itu sebagai staff seasional grocery atau semacam karyawan sementara yang diperbantukan untuk bulan ramadhan. 


Staff grocery adalah karyawan yang bertugas untuk mengatur suplay barang jualan dari gudang ke display/pajangan pada etalase jualan di toko.
Kalau dikatakan kerjaannya berat, iya. Sangat berat bagi saya. Apalagi pada saat itu merupakan pengalaman kerja saya yang pertama dan harus berurusan langsung dengan benda-benda berat seperti kardus, minyak, susu, dan gula.

Yang namanya kerja, harus siap dengan segala kondisi. Harus kuat meskipun sebenarnya itu diluar dari batas kemampuan saya. Namun ada juga teman yang enteng saja menjalani pekerjaan itu. "Mungkin dia sudah terbiasa dengan pekerjaan berat seperti ini", pikirku saat itu.
Dan menjalani dua minggu pekerjaan itu, saya drop. Tengah malam dirumah tempat saya tinggal, saya terserang muntah-muntah dan kepala pusing. Badan menggigil dan panas badan saya naik. Sudah pasti, puasa saya batal pada hari itu. Dan saya izin untuk tidak masuk kerja hari itu.

Disitulah saya merasakan betapa sulitnya mencari uang. Saat itu saya mulai tahu bahwa betapa besar perjuangan orang-orang yang bekerja buruh seperti itu. Mencari gaji yang tidak seberapa besarnya untuk menafkahi anak istri mereka atau bahkan untuk orang tua mereka.
Disela-sela kerjaan, kami para pekerja sering curhat satu sama lain. Sambil duduk di dalam gudang, saat pengawas sedang lengah. Kami saling berbincang tentang kehidupan dan saling bercerita tentang beratnya pekerjaan yang harus dijalani.

Ada teman yang sudah merasa biasa dengan pekerjaan seperti ini, dan ada juga teman yang sama seperti saya yang tidak terbiasa dengan kerja kasar. Untungnya saya menjalani pekerjaan itu hanya satu bulan lebih. Dan tidak diperpanjang masa kontrak dan itu memang harapan saya.

Namun ada satu hal yang bisa kupetik dari pengalaman tersebut, bahwa orang yang bekerja disitu berusaha untuk selalu tersenyum melayani pembeli, meskipun mereka sedang dalam keadaan letih yang luar biasa. Karena bagi mereka customer atau pelanggan adalah raja. Kehilangan pelanggan itu pertanda buruk bagi mereka. Itulah ibadah mereka, memberikan pelayanan terbaik kepada orang meski dalam keadaan letih. 

0 komentar:

Post a Comment