Monday, May 2, 2011

(SEKEDAR CORETAN ; Jamil Musica; Mahasiswa Teknik Informatika UIN Alauddin yang tak lulus-lulus)

Kembali aku menatap dunia yang liar. Aku tidak ingin kalah oleh liciknya jebakan dunia!

Tak ada yang tahu, entah apa yang akan terjadi nanti, bahkan ketika kedipan mata serta hembusan nafas yang keluar dari tubuh fana hilang dihisap oleh alam sekitar. Kita tak pernah tahu apakah masih ada kesempatah untuk sekali lagi mengedipkan mata.

Bahkan kita tidak bisa menjamin pada diri sendiri untuk sekedar bisa menarik nafas yang sama pada detik berikutnya, kecuali hanya dengan izin Sang Empunya hidup hingga Allah Swt memberikan Irada-Nya. Dan sesungguhnya takdir jualah yang menuntun kita hingga dititik ini.

Angin zaman memang telah berubah arah. Sementara gerbang dunia luar telah terbuka lebar-lebar dan siap menyambut kita dengan segala kegenitan serta gemerlap yang menggoda. Dan diantara genit dan gemerlap itu ada taring-taring tajam kehidupan yang setiap saat siap untuk menerkam.

Aku sadar dan entah apakah kalian juga sadar, bahwa kita sekarang berada diantara masyarakat yang sedang “sakit”, masyarakat yang tampak baik-baik saja itu sebenarnya adalah sebuah bangunan rapuh yang bisa dihempaskan dengan mudah kapan saja, bahkan oleh tiupan angin yang lembut sekalipun. Diantara hitam dan putih seolah samar dan menjadi satu.