Monday, June 20, 2011

AKU INGIN MELAWAN !

entah apa yang ingin kutuliskan disini, pikiran ku kosong seolah tanpa isi.
begitu juga dengan jiwaku, yang seakan aku tak kenali.
raga ini seolah tak berpijak dibumi, ada kegelisahan yang selalu mengusik batinku.
yah... sebuah kegelisahan yang membuatku benci, jengkel dan ingin memberontak.
aku muak dengan keadaan yang aku saksikan setiap harinya. ketidak adilan, keserakahan, penindasan, dan tidak ada lagi aturan yang berlaku.

mereka semua merasa dirinya pintar, padahal mereka bodoh.
mereka mengangap diri mereka hebat, padahal mereka hanya mengandalkan uang dan jabatan.
mereka mengagung-agungkan tentang keadilan, tapi mereka sendiri yang tidak berlaku adil.

aku teringat dengan pesan IMAM ALI :”Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan. Keyakinan hanya tinggal pemikiran, yg tak berbekas dalam perbuatan. Banyak orang baik, tp tak berakal. Ada orang berakal tp tak beriman. Ada lidah fasih tapi berhati lalai. Ada yang khusyuk namun sibuk dalam kesendirian. Ada ahli ibadah tp mewarisi kesombongan iblis. Ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi. Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat. Dan ada yang banyak menangis karena kufur nikmat. Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat. Dan ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut. Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan. Dan ada pelacur yang tampil jadi figur. Ada orang punya ilmu tapi tak paham. Ada yang paham tapi tak menjalankan. Ada yang pintar tapi membodohi. Ada yang bodoh tak tau diri. Ada orang beragama tapi tak berakhlak. Dan ada yang berakhlak tapi tak berTuhan.
Lalu diantara semua itu dimanakah kau berada?”

cobalah jawab pertannyaan itu? sebuah pertanyaan yang tentunya sangat gampang untuk kita jawab namun kita enggan menjawabnya. kenapa?, karena kita mengakui semua kebenaran yang diucapkan oleh sang Imam. namun seolah kita tidak sadar.

dari pesan Imam Ali tersebut, kita bisa melihatnya pada potret kehidupan masa kini. bangsa kita yang tercinta ini telah banyak didirikan sekolah-sekolah hebat dan telah banyak mencetak alumni-lumni yang pintar namun Ada orang punya ilmu tapi tak paham. Ada yang paham tapi tak menjalankan. Ada yang pintar tapi membodohi.
belum lagi tentang polemik pemerintah sekarang ini, berbagai macam kasus bergulir yang ditendang kesana-kemari namun tidak ada penyelasian sama sekali. kasus yang satu diungkit untuk menutupi kasus yang lainnya. dan yang lebih parah lagi bahwa negeri ini dijadikan sebagai dinasti politik.

sekali lagi aku katakan : "AKU INGIN MELAWAN". saya muak dengan semua ini.
namun sanggupkah aku? mampukah aku menerobos kokohnya benteng pertahanan mereka?
aku ingin memporak-porandakan istana-istana mereka yang dihuni kaum-kaum munafik.

Monday, May 2, 2011

(SEKEDAR CORETAN ; Jamil Musica; Mahasiswa Teknik Informatika UIN Alauddin yang tak lulus-lulus)

Kembali aku menatap dunia yang liar. Aku tidak ingin kalah oleh liciknya jebakan dunia!

Tak ada yang tahu, entah apa yang akan terjadi nanti, bahkan ketika kedipan mata serta hembusan nafas yang keluar dari tubuh fana hilang dihisap oleh alam sekitar. Kita tak pernah tahu apakah masih ada kesempatah untuk sekali lagi mengedipkan mata.

Bahkan kita tidak bisa menjamin pada diri sendiri untuk sekedar bisa menarik nafas yang sama pada detik berikutnya, kecuali hanya dengan izin Sang Empunya hidup hingga Allah Swt memberikan Irada-Nya. Dan sesungguhnya takdir jualah yang menuntun kita hingga dititik ini.

Angin zaman memang telah berubah arah. Sementara gerbang dunia luar telah terbuka lebar-lebar dan siap menyambut kita dengan segala kegenitan serta gemerlap yang menggoda. Dan diantara genit dan gemerlap itu ada taring-taring tajam kehidupan yang setiap saat siap untuk menerkam.

Aku sadar dan entah apakah kalian juga sadar, bahwa kita sekarang berada diantara masyarakat yang sedang “sakit”, masyarakat yang tampak baik-baik saja itu sebenarnya adalah sebuah bangunan rapuh yang bisa dihempaskan dengan mudah kapan saja, bahkan oleh tiupan angin yang lembut sekalipun. Diantara hitam dan putih seolah samar dan menjadi satu.